Langsung ke konten utama

MOHON DOA KAWAN

Ketika ada sekelompok mahasiswa yang berkumpul menyuarakan aksinya di jakarta kemarin, aku juga ada dan bersuara dengan lantang. Ketika ada mereka yang berpanas-panas ditengah panas matahari jakarta, aku juga ada disana dengan semangat juang yang lebih membara. Ketika mengetahui rombongan kami dihadang oleh polisi dengan kawat-kawat berduri mereka, aku ada disana ikut menyingkirkan kawat berduri itu, menginjak injak dan menaruh banner-banner berisi gugatan dari sekelompok mahasiswa. Ketika matahari mulai turun dan hari mulai gelap, aku juga ada disana menunggu dari pihak yang kami tuntut untuk muncul dan menyapa kami. Ketika malam sudah larut, polisi-polisi mulai berlari menangkap sebagian dari kami dan membawa mereka berpisah dengan kami. Entah mengapa kok hanya sebagian, apakah dianggap provokasi? Atau sekedar main cyduk? Aku tak tau cara berpikir mereka.

Aku hanyalah mahasiswa biasa yang mempelajari keadaan demi keadaan negeri yang sering kali mengundang pilu dan prihatin. Aku mahasiswa bukan sokongan dari parpol mana pun.  Aku mahasiswa yang bergerak sendiri, tanpa ada sokongan dana sepeserpun dari golonga  opisisi. Aku hanya mereka yang ingin terus menyuarakan kebenaran, ditengah cibiran yang beralu lalang menampar kesadaranku. Aku hanya pemuda yang di pundaknya terdapat hak-hak masyarakat yang harus diperjuangkan. Aku adalah aku dan kau yang peduli terhadap keadaan negeri, aku adalah kau yang memperjuangkan hak-hak rakyat, aku adalah kau yang bergerak bersama-sama memperjuangkan kebenaran. Aku adalah kau dan mereka yang menjadi kita yang bergerak untuk Indonesia yang lebih baik.

Doakan kami yang masih berjuang, doakan kami yang masih ditahan agar segera dibebaskan dan dipertemukan dengan pihak yang kami temui serta dapat memberikan solusi hasil kajian-kajian kami atas permasalahan negeri yang memprihatinkan.

Panjang umur perjuangan!
Salam cinta salam perjuangan!
Hidup mahasiswa!

Muhammad Riant Daffa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EVOLUSI PERTANIAN, REVOLUSI INDUSTRI DAN MASA DEPAN PETANI

Ilustrasi Hingga abad 18, semua petani di belahan bumi ini masih menggunakan pertanian alami. Revolusi industri yang terjadi di Eropa telah mengubah wajah dunia menjadi serba cepat, massal dan global. Merkantilisme yang bergerak diawal abad 16 yang ditandai dengan penjelajahan samudera dan benua baru oleh bangsa eropa semakin menemukan pasangannya setelah revolusi industri pecah di prancis dan inggris. Pelan-pelan merkantilisme berubah menjadi kolonialisme di bumi Asia, Afrika dan amerika latin. Pengenalan berbagai macam tanaman perkebunan untuk kepentingan eropa dikembangkan secara besar-besaran di negeri jajahan , termasuk Indonesia. Orientasi pertanian berubah dari upaya memenuhi kebutuhan pangan domestik menjadi kebutuhan ekspor. Perlahan tapi pasti, rakyat dipaksa untuk membuka hutan menjadi perkebunan teh, karet, kina, kopi, kakau dan lainnya. pemanfaatan lahan untuk perkebunan semakin menjauhkan petani terhadap jenis tanaman pangan untuk kebutuhan keluarga. Pada situasi ini

PENDIDIKAN TINGGI, MIMPI ANAK PETANI MELARAT

Anak Desa Oleh : Boyan Pendidikan yang membumi merupakan pendidikan yang dialogis. Pendidikan yang membumi ini melihat antara teks (teori) pendidikan dengan konteks (realitas social). Di desa kecil di sebuah kawasan Jawa Tengah ada sebuah tipe sekolah menarik, pendidikan untuk anak petani. Dengan cita-cita utama mewujudkan sebuah system pendidikan yang berguna bagi kehidupan. Pendidikan anak petani merupakan pendidikan pemberontakan. Sebuah bentuk pendidikan yang lain dari apa yang kita saksikan selama ini. Dimana pendidikan hanya mengajarkan bagaimana seseorang tergantung pada universitas (SMA) dan tekhnologi (SMK). Pendidikan alternative membetot segala silang sengkarut pendidikan yang selama ini hanya bagus di teks (KTSP) tanpa melihat situasi riil yang dihadapi masyarakat. Model pendidikan alternative hadir dari kebutuhan masyarakat yang butuh kelanjutan. Melanjutkan generasi tani yang hamper mati akibat hilangnya potensi desa karena ditinggal sebagian terbesar tenaga ke

KONSEP REFORMA AGRARIA DIPERTANYAKAN

Tanah Untuk Rakyat Konsep reforma agraria yang kini diusung pemerintah untuk menjalankan kebijakan pemerataan, dipertanyakan. Sebab tidak mencakup syarat baku reforma agraria sebagaimana dilakukan di sejumlah negara. Direktur Eksekutif Sajogyo Institute Eko Cahyono di Bogor, Rabu (15/2), menyatakan, reforma agraria merupakan konsep yang sudah baku. Reforma agraria mensyaratkan minimal empat faktor, yakni restrukturisasi dari ketimpangan struktur agraria, penyelesaian konflik-konflik agraria, cakupan lintas sektoral, dan ditujukan untuk petani miskin dan kelompok masyarakat tak bertanah. Sehingga dari penjelasan pemerintah, konsep reforma agraria yang dianut, hanyalah kebijakan agraria dan bukan reforma agraria yang sesungguhnya. Alasannya, kebijakan yang digagas pemerintah tidak benar-benar merombak struktur agraria, tetapi lebih banyak soal sertifikasi lahan. ”Kebijakan agraria yang direncanakan pemerintah memang positif. Tapi tolong jangan menggunakan istilah kebijakan reforma ag