Langsung ke konten utama

MayDay: Aksi Buruh Malang Pecah?


 
Foto Mahasiswa yang Sok-sokan orasi.. hehehe
May Day! Seperti yang biasa didengungkan disetiap peringatan 1 Mei yaitu Hari Buruh Internasional. Kali ini bercerita terkait pengalaman saya mengenai May Day di Kota Malang. Pagi hari dengan semangat bangun siang, saya berangkat dari markas (kos-kosan) menuju Balaikota Malang. Di luar ekspektasi, ada 2 massa aksi yang berada di sekitaran alun-alun tugu malang.

Yang pertama ada dari kawan-kawan buruh dari FPBI dan kawan-kawan dari FORMA-PK FH UB dan BEM FH UB yang menduduki di depan DPRD dan menargetkan aksinya ke DPRD.
Massa Aksi Pertama
 Yang kedua ada dari kawan-kawan buruh SGBI dan Ojek Online yang menduduki depan balai kota dengan Aliansi Mahasiswa dari berbagai bendera dan perkumpulan antara lain HMI, SGMI, BEM FISIP UB, BEM FEB UB, Ikatan mahasiwa dari salah satu daerah di sulewesi (maaf lupa) dan masih banyak lagi (sorry yang gak kesebut). Target massa aksi ini adalah ke balaikota dengan berbagai tuntutannya terkait upah layak dan pemenuhan hak yang sering kali belum didapati oleh buruh.
Massa Aksi Kedua
 Kemudian menjelang siang, ada massa aksi yang baru datang merapat ke balai kota. Yang ketiga ada dari kawan-kawan buruh SPBI dengan Aliansi Mahasiswa Papua, AGRA, Komite Kamisan Malang, LPM, GMNI, LMND,MCW dan masih banyak lagi yang membawa berbagai tuntutan pula. Salah satunya terkait penghapusan peraturan pembebasan lahan yang dirasa tidak berpihak pada petani dan masyarakat kecil menengah yang juga memudahkan untuk menggusur mereka-mereka yang terdampak kebijakan pembangunan pemerintah. Selain itu, kawan-kawan papua juga memperingati hari masuknya papua ke NKRI yaitu pada 1 Mei 1963.
 
Massa Aksi Ketiga
Saya tidak banyak berkomentar terkait 3 aksi di lokasi yang bersebelahan ini. Selain fokus terpecah karena pengeras suara yang saling bersaut-sautan, juga menurut saya kurang ada koordinasi antar serikat yang seharusnya bisa dikoordinasikan dulu. Sesal, tidak. Sisi positifnya masih ada serikat yang peduli terhadap kesejahteraan buruh. Ya walaupun di massa aksi kedua dan ketiga jumlah massa buruh tidak sebanyak yang pertama. Harapannya, momen MayDay tidak hanya dimaknai dengan aksi seremonial seperti upacara hari senin atau 17 agustus yang biasa dilakukan di sekolah. Tapi lebih dari itu, kesadaran berserikat dan penegakan kebenaran yang mensejahterakan seluruh manusia terus digaungkan dari seluruh pelosok nusantara. Follow up terkait tuntutan tentu tidak lupa untuk terus dilakukan demi tercapainya tuntutan massa aksi. Intinya, tetap semangat memperjuangkan yang Haq dan menumbangkan yang Bathil. Mungkin cukup sekian dulu berbagi pengalaman saya yang ilmunya masih dangkal ini untuk MayDay tahun ini yang begitu riuh hingga 3 massa aksi tumpah dengan berbagai tuntutan yang ada yang sama dan ada pula yang berbeda dengan target aksi yang juga yang berbeda.

Salam Perjuangan!
Hidup Buruh!
Hidup Rakyat Indonesia!
Panjang Umur Perjuangan!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tambahan dari kawan pembaca :
Soal sound yang bertabrakan, jika mengikuti rundown kepolisian, maka rundown aksi kami (massa aksi 2) yang lebih dulu, tadi sudah di komunikasikan difasilitasi kasat intel, sudah sepakat untuk  mereka (fpbi) diam dulu, baru setelah kami selesai mereka melanjutkan tapi nyatanya malah mereka yang tidak tertib perjanjian dengan terus menyalakan sound dan terus berorasi. Makanya untuk menjaga persatuan rakyat dari pecah, Aliansi Perjuangan Rakyat Malang tadi memilih untuk mengalah dan berpindah posisi.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

EVOLUSI PERTANIAN, REVOLUSI INDUSTRI DAN MASA DEPAN PETANI

Ilustrasi Hingga abad 18, semua petani di belahan bumi ini masih menggunakan pertanian alami. Revolusi industri yang terjadi di Eropa telah mengubah wajah dunia menjadi serba cepat, massal dan global. Merkantilisme yang bergerak diawal abad 16 yang ditandai dengan penjelajahan samudera dan benua baru oleh bangsa eropa semakin menemukan pasangannya setelah revolusi industri pecah di prancis dan inggris. Pelan-pelan merkantilisme berubah menjadi kolonialisme di bumi Asia, Afrika dan amerika latin. Pengenalan berbagai macam tanaman perkebunan untuk kepentingan eropa dikembangkan secara besar-besaran di negeri jajahan , termasuk Indonesia. Orientasi pertanian berubah dari upaya memenuhi kebutuhan pangan domestik menjadi kebutuhan ekspor. Perlahan tapi pasti, rakyat dipaksa untuk membuka hutan menjadi perkebunan teh, karet, kina, kopi, kakau dan lainnya. pemanfaatan lahan untuk perkebunan semakin menjauhkan petani terhadap jenis tanaman pangan untuk kebutuhan keluarga. Pada situasi ini

PENDIDIKAN TINGGI, MIMPI ANAK PETANI MELARAT

Anak Desa Oleh : Boyan Pendidikan yang membumi merupakan pendidikan yang dialogis. Pendidikan yang membumi ini melihat antara teks (teori) pendidikan dengan konteks (realitas social). Di desa kecil di sebuah kawasan Jawa Tengah ada sebuah tipe sekolah menarik, pendidikan untuk anak petani. Dengan cita-cita utama mewujudkan sebuah system pendidikan yang berguna bagi kehidupan. Pendidikan anak petani merupakan pendidikan pemberontakan. Sebuah bentuk pendidikan yang lain dari apa yang kita saksikan selama ini. Dimana pendidikan hanya mengajarkan bagaimana seseorang tergantung pada universitas (SMA) dan tekhnologi (SMK). Pendidikan alternative membetot segala silang sengkarut pendidikan yang selama ini hanya bagus di teks (KTSP) tanpa melihat situasi riil yang dihadapi masyarakat. Model pendidikan alternative hadir dari kebutuhan masyarakat yang butuh kelanjutan. Melanjutkan generasi tani yang hamper mati akibat hilangnya potensi desa karena ditinggal sebagian terbesar tenaga ke

KONSEP REFORMA AGRARIA DIPERTANYAKAN

Tanah Untuk Rakyat Konsep reforma agraria yang kini diusung pemerintah untuk menjalankan kebijakan pemerataan, dipertanyakan. Sebab tidak mencakup syarat baku reforma agraria sebagaimana dilakukan di sejumlah negara. Direktur Eksekutif Sajogyo Institute Eko Cahyono di Bogor, Rabu (15/2), menyatakan, reforma agraria merupakan konsep yang sudah baku. Reforma agraria mensyaratkan minimal empat faktor, yakni restrukturisasi dari ketimpangan struktur agraria, penyelesaian konflik-konflik agraria, cakupan lintas sektoral, dan ditujukan untuk petani miskin dan kelompok masyarakat tak bertanah. Sehingga dari penjelasan pemerintah, konsep reforma agraria yang dianut, hanyalah kebijakan agraria dan bukan reforma agraria yang sesungguhnya. Alasannya, kebijakan yang digagas pemerintah tidak benar-benar merombak struktur agraria, tetapi lebih banyak soal sertifikasi lahan. ”Kebijakan agraria yang direncanakan pemerintah memang positif. Tapi tolong jangan menggunakan istilah kebijakan reforma ag